PENANTIAN TAK BERUJUNG
by: Suprapti
Sepoi angin menyapa jemari yang menghijau, melambaikan kesan
penuh kesejukan, hembusan nafas menyehatkan dari kebaikan alam yang menyelinap
dicelah-celah ruang yang terlalu sempit dengan keheningan pagi yang terasa
damai bagi penghuni kelas saat itu, namun segalanya berlawanan dengan suasana
hati Rachel,gadis cantik XIS1, saat disekolah dirasakanya begitu tak menentu,
rasa sedih masih bergelimangan difikiranya, bahkan hingga bel pulang pun berbunyi,
walau pada umumnya teman-teman Rachel banyak yang memakai kendaraan pribadi
berbeda dengan Rachel yang tetap melestarikan budaya jalan sehat, karena memang
kebetulan rumahnya juga tidah jauh dari sekolah hanya sekitar 170 meter saja, disetiap
langkah perjalananya pulang, kakinya selalu saja ingin mengajaknya melangkah
kesuatu tempat, biasanya langkah sepasang
kakinya ditemani oleh kekasih hati yang juga satu sekolah denganya, dan masih
satu desa denganya, kini ia tidak akan pernah merasakan hal itu lagi,
kekasihnya telah pergi meninggalkanya, namun kepergian kekasihnya tidak pernah
ia ketahui dengan pasti, yang ia ketahui hanya kekasih hatinya melanjutkan
kuliah di Jakarta.
Tidak ada satu orang pun
yang memberitahu Rachel akan hal itu, Rachel tidak pernah mempertanyakan
keadaan Dhani kekasihnya, kepada keluarganya. Dia tetap ingin menepati janjinya
untuk tidak bertanya pada siapapun sebelum Dhani yang memberitahu sendiri…………….
Disetiap
hitungan langkah kakinya, Rachel akhirnya memutuskan untuk mengikuti kata
hatinya yang mengajaknya pergi ketempat biasa dia nongkrong berssama Dhani,
bermanja dan mengadukan setiap liku kehidupan dan kesulitan apapun yang sedang
ia hadapi……..
Di
pohon dekat danau itu dia seorang diri, menanti kabar yang tak kunjung ia dapati,
rasanya sudah tidak kuat ia menunggu akan hal itu, bukan karna ia ingin segera
mendapatkan kepastian lanjutnya hubungan mereka tapi karena rasa kepercayaan
dan kesetiaan pada Dhani yang begitu
besar, langit yang sedikit mendung ia perhatikan dengan fikiran kosong……seolah
seperti orang yang sangat merindukan kembali senyumanya dan keceriaanya bersama
Dhani.
Tak
disangka mendung itupun akhirnya berbuah mutiara yang membasahi siang itu….. Rachel
tak kuat menahan tangis, air matanya sudah tak bisa dibendung lagi seolah megikuti
turunya rintik hujan.
“apa
aku kuat menjalani hidup yang demikian dhan?????,dimana kamu? Apa kamu tahu aku
sangat merindukanmu, apa kamu tahu pohon yang kian bertambah besar ini saja
ikut merasakan arti sebuah kehilangan, kita rindu ama kamu… mana janjimu, mana
kabarmu, aku bisa saja menelponmu,menghubungi keluargamu,menanyakan keadan
kamu,tapi itu bukan aku, aku ingin kamu yang memulainya,seperti kamu memulai
kisah indah bersamaku……..” dengan cucuran Air mata Rachel yang terus menerus
ikut mengiringi kesedihanya….
Hujan
pun ikut andil membuatnya mengenang masa indah bersama kekasih hatinya, Rachel
semakin teringat saat hujan turun Dhani mencarikan daun pisang untuk
Rachel,berteduh dibawah pohon mahoni yang masih rindang, keromantisan yang
tiada pernah terlupakan.
Kali
ini ia sendiri tiada yang melindunginya dari derasnya hujan sore itu,, tiada
yang mencarikan daun pisang,menutup kupingnya saat suara petir manyapa……….. saat2
yang sama persis, namun kenanganya sangatlah berbeda jauh……….
Mencoba
tuk berdiri, bangkit dari kerinduan,melawan derasnya hujan yang telah membasahi
seragam abu-abu nya, tak disangka dibelakangnya berdiri seorang laki-laki yang
ternyata adalah Rendy, Sahabat Dhani yang tahu persis tentang kepergian Dhani,,
“kamu
ngapain disini??” Tanya Rendy dengan nada memelas.
“aku
tidak sedang berbuat apapun disini.” Jawab Rachel atas pertanyaan Rendy
“kamu
memang tidak berbuat apapun disini tapi kenapa air matamu sampai keluar seperti
derasnya hujan ini?? aku tahu apa yang kamu fikirkan,” sanggah Rendy
Sepontan
Rachel menanyakan hal yang tak terduga keluar dari mulutnya
“kalau
kamu memang tahu apa yang aku fikirkan, lalu apa kamu punya sesuatu kabar baik
yang bisa membuatku bangkit dari kesedihan ini?”
“aku
harap……..”belum sempat melanjutkan kata-katanya
“stop!!!”
perintah Rachel.
“ada
apa?”
“ingatkan
aku untuk diam jika aku menanyakan keadaan Dhani pada-mu, ini bukan mauku!!”
sentak Rachel dengan nada bingung….
“tapi
kamu harus tahu..” saran Rendy
“tau
apa, sudahlah aku ingin pulang,sudah lama aku ada disini………” dengan langkanya yang
pelan,
Brussssshhhhhhhhhh
Rachel
terjatuh dibawah pohon mahoni, untungnya Rendy dengan sigap menariknya
kepelukanya dan menggendong Rachel, yang kemudian mengantarnya pulang..
“Dhani,
aku tidak tega melihat Rachel sepeti ini, apa yang harus aku lakukan?, apa aku
bisa mewujudkan keinginanmu untuk menjadikanya pilihan hatiku,sementara dia
masih sangat mecintaimu dengan ketulusan hatinya??????” batin Rendy disetiap
langkah kakinya.
“kenapa
Rachel, apa yang terjadi?” Tanya ayah Rachel yang kaget melihat anaknya yang
pingsan.
“tadi
Rachel jatuh dideket danau pak… untung saya tadi menyusulnya” jelas Rendy.
“kenapa
kamu Rachel, sekarang kamu jadi sering seperti Ini, lupakanlah Dhani……!” dengan
suara lirih ka2 Rachel, Anton yang kebetulan dirumah bersama ayah Rachel.
Kenapa
mas bisa tau apa yang terjadi dengan Rachel?” Tanya Rendy pada Anton setelah
membaringkan Rachel ditempat tidurnya.
“sikapnya
jadi seperti ini semenjak kepergian Dhani, aku tidak tau bagaimana membuatnya
kembali seperti dulu.. aku harap kamu bisa membantuku Rend???” sikap Anton.
“aku
akan bantu semampuku mas.. siapa tau aku bisa kembalikan senyumnya, aku tidak
akan mengecewakan mas dan bapak” tanggap Rendy.
“Aku
harap seperti itu, karna aku tau apa yang sebenarnya terjadi pada Dhani, tapi
aku dan ayah Rachel tidak tega, kami bingung bagaimana cara
memberitahukanya………..”
“Baiklah
mas,pakde, saya harus pulang,,,,,, .. sampaikan pamit saya sama Rachel…”
Langkah
Rendy masih tertatih terfikirkan apa yang harus dia lakukan untuk memenuhi
janjinya pada k2’ Rachel dan terutama pada Dhani,sobatnya.
Rendy yang
saat itu duduk dikelas XIIA2 dengan santai ngerumpi dengan teman sebangkunya
sambil melirik kelas samping dimana Rachel ada dikelas itu,yaitu tepatnya kelas
XIS1
Sekilas
dia melihat Rachel yang sedang duduk melamun ditaman kebiasaanya bersama Dhani yang
masih ia lakoni… niatnya pengen
nyamperin namun keburu bel tanda jam masuk pertama telah dibunyikan dia hanya bisa
melempar senyum manisnya pada Rachel dengan sambutan yang lumayan tidak
mengecewakan.
Dikelas
Rachel masih saja melamun namun apa yang dilamunkan ternyata kali ini bukan
tentang kekasih hatinya, namun kali ini dia memikirkan apa yang telah
dibicarakanya pada Rendy kemarin,
“door,,
wooooooooeee” tegur Dina,teman sebangkunya
“aduh,
apa apaan kamu nie din, ngagetin aja”, sahut Rachel kecut.
“siang
bolong buuuukkk. Ngelamun aja. Da pa sie” cetus Dina
“kayax nggak
tau kebiasaanku ajja kamu inie” sanggah Rachel.
Dari
dulu sampai saat ini pun kebiasaan Rachel setelah kepergian Dhani sampai2 pada
hafal semua tmen2 Rachel akan kebiasaan melamunya.
Kali
ini Rendy membulatkan niat menemui Rachel istirahat pertama, dengan
kedewasaanya dia mencoba mendekati dan menghibur Rachel dengan harapan bisa
membuatnya lupa akan kenangan2 indahnya bersama Dhani… tidak semudah apa yang
dibayangkan membuat memory ingatan seseorang melayang,,, namun Rendy terus mencoba dan terus bertekad
memngembalikan senyuman manis Rachel,
“ehmmmmmm,
enak yeaa yang kemarin digendong, tidak izin dulu sama yang gendong lagi”
sindir Rendy.
“jadi nggak
ikhlas nie gendongnya, pantes badanku pegel mua,,, ternyata gendongnya sambil
bergerumuh hatinya” sahut Rachel.
“enak
aja, orang ikhlas ko’,. Ee tapi ikhlas kenapa bilang2, yah kan kamu mancing2,”
elak Rendy menepis dengan canda.
“ngapain
mancing kamu, nggak pake dipancing dah menghampiri….jadi ya nggak perlu tenaga
lebih” Rachel menghela nafas.
“GR
banget nie orang, oya dah baikan kan sekarang?,”
“dari
kemarin juga baik-baik saja ko’.”
“Apanya
yang baik!! Kalau kamu baik-baik saja nggak akan jatoh kali, kamu masih
menunggu kabar Dhani ya?? Sampai kapan kamu mau seperti ini, setidaknya kenapa
kamu tidak bertanya padaku, sahabat karib Dhani dari dulu, memang kamu tidak
menganggap hal itu ya?? Atau kalau nggak Tanya sama keluar…….. ”
“sudah
cukup, kamu jangan membuatku bimbang antara pilihan-pilihan yang tidak mungkin
aku lakukan semuanya…. Aku akan tetap menunggu Dhani menghubungiku” tegas Rachel memotong kata-kata Rendy.
“ya
sudahlah lupain apa yang baru saja kita bicarakan, kamu mau kekantin? Temenin aku
makan ya, laper dari tadi belum sarapan.”pinta Rendy.
“laper
sii tapi males nie,kalau kamu yang bayarin gimana? Pasti nggak males lagi,”
rayu Rachel.
“yeeeeee,
maunya kamu itu mah, yaudah tenang aja ada 10rb kita bagi 2 gimana, cukup nggak
isi perutmu??” ledek Rendy.
“yeee,
gini-gini makanku kan sedikit, nti pasti sisa uangnya,, lumayan kan ngirit kalo
nraktir aku,”hela Rachel.
“ngirit
lagi lox makan bayar sendiri-sendiri,, hahaha…” Rendy sambil menarik tangan
Rachel dan berjalan menuju kantin, Rachel memang punya sesuatu yang tak pernah
luput dari pikiranya, namun dia sosok gadis yang bisa dibilang bisa menempatkan
kesedihanya sesuai sikond.
Kali
ini mereka menuju ke kantin biru yang ada dibelakang kelas biologi dan
b.Indonesia, memesan makanan dan mulai mengisi perut mereka yang sudah bersua
menanti sesuap demi sesuap nasi yang mereka pesan, sambil ngobrol sana-sini,
membicarakan kepribadian masing-masing, pengalaman sampai membicarakan apa yang
lewat dan apa yang ada dihadapan mereka alias ngrumpi, mereka sangat menikmati
makanan yang mereka pesan yang memang salah satu makanan terlezat yang
disediakan dikantin biru, pecel lele.
“theng……theng…….theng……….
kabuuuuurrrr, inget,,,,bayar!!!” bisik Rachel.
“iya
bawellll, eh tapi tunggu…. Yah dasar, malah kabur bener nie bocah.” Rachel
meninggalkan Rendy dan berlari, tapi tiba-tiba ‘brusssssssssshhhhhhhh’… dia
menabrak seorang ka2 kelas cowok yang lumayan keren, dari samping yang tanpa
sempat dilihat oleh ka2 kelasnya itu.
“maaf
ka’ nggak sengaja…” Rachel merasa bersalah pada ka2 kelasnya yang ia ketahui
bernama fudin.
“iya,
tapi lain kali perhatikan siapa yang tengah ada di sudut larimu, dan
penglihatanmu kedepan bukan kebelakang dek!!!” jelas fudin yang merasa sedikit
malu dengan teman2nya saat dia ditabrak Rachel pada posisi yang terjengkal dan Rachel
juga terjatuh ditempat yang sama.
“maaf
ka’ adek tadi lagi nggak konsen larinya,” Rachel menjelaskan.
“wooee
emang lari didepan ka2 kelas perlu konsentrasi ya, apa nggak kaya’ robot tuh
jadinya” cetus salah satu teman Fudin yang diketahui menyukai Fudin, aninda.
“ya
sudah cepat masuk kekelasmu sana, ka2 juga mau masuk kelas… hati-hati kalo jalan dek!” Fudin dengan
kedewasaanya.
“iy iya
ka’.” Rachel mulai melangkahkan kakinya menuju kekelasnya sambil memikirkan betapa
baiknya Fudin yang tidak marah sama sekali terhadapnya, justru malah
menasehatinya. Dia juga berpikir dimana Rendy kenapa dia tadi tidak nongol
sewaktu dia berhadapan dengan kakak-kakak kelas tadi bukankah jalan menuju
kekelas mereka sama, mungkin dia mampir ketoilet atau kemana.
Waktu
Pelajaran sosio ia gunakan sebaik mungkin mencoba melupakan kejadian tadi…
Sedangkan
ada jam kosong di kelas Rendy, yang digunakan oleh teman-teman Rendy untuk
ngobrol-ngobrol dan bercanda dengan yang lainya,tapi tidak dengan Rendy yang
kali ini dia lebih memilih untuk diam, mondar mandir didepan kelas dan bengong,
entah apa yang dipikirkan mungkin berhubungan dengan Rachel, dan memang benar
dia memikirkan hal itu.
Dalam
hatinya dia mendapati sesuatu yang mungkin sulit ia tembus pada diri Rachel,
cintanya pada Dhani begitu tulus dan Rachel seorang cewe yang setia, dan rela
memendam kerinduanya sampai waktu yang akan menjelaskan sendiri. Diam-diam dia
ternyata mengagumi sikap dan sifat Rachel yang dirasakanya begitu sempurna, ada
perasaan peduli untuk Rachel, dan dia ingin ada disamping Rachel sampai
kapanpun dan ada harapan suatu saat setelah Rachel tau kejadian yang menimpa Dhani
dan memutuskan untuk menjalani hidup bersamanya sesuai pesan Dhani atau bahkan
memutuskan untuk tetap sendiri selamanya. Rendy yakin kalau kekasih sahabatnya
yang juga ka2 kelasnya dulu itu bisa
mencintainya seperti dia mencintai Dhani.
SePulang
sekolah dihari sabtu Rachel pasti datang
ke pesisir pantai dengan tangan kanan memegang kayu dan melukis pasir,
menulis pesan,nama, hingga menggambar wajah seseorang yang tak pernah ia
kenali, kali ini dia mencoba mengingat pesan terakhir Dhani sebelum pergi,
“marmut jelek, aku menunggumu”.
Ternyata
Rendy juga sering menghabiskan waktu pulang sekolahnya dipantai, dia mengenang
mantan kekasih yang masih disayanginya, namun dia tak pernah berharap akan
hadirnya di kehidupanya lagi, sekedar mengingat apa yang telah mereka lakukan
dipantai ini saat masih jalan bersama dulu.
“Rendy,
ngapain kamu disini? Sama siapa?,,,” Tanya Rachel.
“ngabisin
waktu aja, aku sendiri, tumben kamu kepantai?” Rendy keheranan.
“aku
sering kesini kalau sabtu, tapi disebelah sana, nggak tau aku pengen aja nie tadi
disebelah sini.” Jelas Rachel.
“paling2
mau ketemu aku, kangen ya, helleh paling2 mau minta traktiran lagi yaa???” Rendy
meledek.
“idiiiihhh,
nggak kesemuanya….” Rachel melengos.
“lha
teruz???, maen yuk!! Renang, petak umpet, bikin patung pasir,menggambar wajah
jelekmu, atau ngapalah?” Rendy menyodorkkan pilihan.
“apa
kamu nggak liat sih dari tadi aku ngapain?, udah megang kayu dah nyorat nyoret
pasir, telat nawarinya” gumam Rachel.
“oooo
kamu tadi gambar to? Ayo ikut” Rendy menarik tangan Rachel sebelum Rachel
sempat menjawab, dan mengajaknya ke suatu tempat.
Rachel
hanya nurut karna dia tidak mau Rendy yang bawel membuatnya tambah sebel. Rachel
sempat menanyakan mau kemana Rendy mengajaknya, tapi Rendy tidak menghiraukan Rachel,
terus melangkahkan kakinya sambil menuntun Rachel seperti orang buta.
Rendy
menyuruh Rachel menutup mata setelah sampai di sudut tempat yang dituju,
awalnya Rachel tidak mau namun karna saking pandainya rayuan Rendy,Rachel pun
menurut saja.
Kini
saatnya Rachel diperbolehkan membuka matanya, dannnn……….
“wawww
menakjubkan, bagaimana kau tahu akan hal ini? sebuah tatanan taman yang sangat
indah, bunga bunga yang sangat indah beraneka rupa dan warna,dengan keindahannya
membuat suasana hati yang tak karuan menjadi tenang dan nyaman, makasih ea
Rend?, kau membuatku menemukan tempat baru yang bisa aku jadikan tempat ku mencurahkan
isi hatiku.” Ungkapan rasa senang Rachel akan tempat itu.
“makanya
jika datang ke suatu tempat jelajahi donk jangan terpaku pada kenangan dan diam
di tempat yang sama, apa kamu tidak bosan? Sekarang tempat ini ku persembakan
untukmu hel…jaga dan rawat dia!.”
“aku
akan selalu menjaganya,mengunjunginya dan memberikan warna hatiku tuk menambah
keindahanya” Rachel meyakinkan, dengan kata2 yang menurut Rendy bisa menjadi
awal yang indah untuknya.
Hari
sudah semakin sore, mereka bergegas pulang, namu ada satu pemandangan yang
membuat Rachel menginginkanya, bunga mawar nan indah yang mencuri perhatianya tidak
jauh dari tempatnya duduk, Rachel menawarkan Rendy untuk mengambilkan bunga itu
untuknya, dia sudah kelelahan keliling taman melihat lingkungn barunya sehingga
tidak bisa mengambilnya sendiri. Rendy bersedia mengambilnya tapi dengan syarat
Rachel mau menraktirnya dikantin sekolah pada hari senin-nya.
Bunga itu ternyata hidup dipinggiran danau tanpa Rendy
sadari, dia terpeleset dan bunga mawar pun lepas dari tangannya dan jatuh
kedanau,, dia lupa kalau dia sama sekali tidak bisa berenang dia langsung menyusul
mawar itu dan ingin mempersembahkan untuk Rachel, dan BBByyyyyyuuuuurrrrrrrrr
“Rachel…!! Rachel….!! Bantu aku!!!,,, aaao” Rendy meminta
bantuan Rachel yang bingung dengan kemana menghilangnya Rendy, tanpa menunggu
lama Rachel pun lari sekencangnya dan langsung menceburkan dirinya danau. Dia
kaget ternyata danau itu dangkal hanya sekitar satu meter di tepinya.
“hahahahaha, kena kamu!!! Ketipu, yee kasian deh loe,
dikerjain dech…… mau berenang buukk, mari! Tapi ajarin aku renang dulu ya, aku
tak bisa lah” Rendy sambil tertawa menyaksikan tingkah Rachel yang sangat panic
berubah menjadi harimau yang siap menangkap mangsanya.
“apa-apaan sih kamu, nggak lucu tau’ basahkan baju aku,kotorr lagi, aku pasti
dimarahi jika pulang dari sini nanti. Kamu itu nyebelin banget sih,, mana
mawarnya??” Rachel meminta mawar yang telah jatuh kesungai mengacungkan
tanganya dengan raut wajah kesal.
“aku masih menjaganya, nie buat kamu, naik sana….. dari pada
nanti sakit basah basahan.” Rendy lirih menasehati,
Disambut Rachel yang tetap mempertahankan mimic wajah
kesalnya. Keluar dari danau dan bergegas pulang meninggalkan Rendy.
“Rachel…!! Rachel!! Kenapa kakiku sakit ya??” rintih Rendy
pada Rachel dengan setengan badan yang kelihatan dari pinggir danau, mencoba
keluar dari danau tapi tak kuat menahan kakinya yang sakit sehingga dia
terperosok kedanau kembali.
“Rachel!!!!! Hati-hati! Pulanglah……..” teriak Rendy pada Rachel
yang sudah lumayan jauh langkahnya…
sepertinya Rendy tak sadarkan diri.
“mana sih Rendy ko’ lama banget nongolnya tadi aku sempet
denger dia bilang kakiku sakit, kenapa ya? Tapi danaunya kan dangkal, pasti dia
mencoba membohongiku lagi. Bodo’lah aku mau pulang, biarin aja aku tinggalin
dia sendiri,,” namun perasaan Rachel merasa tidak tenang, sesekali dia menoleh
kebelakang belum Nampak juga Rendy sebenarnya Rendy kenapa.
Rachel tak mempedulikan waktu saat itu yang telah
menunjukkan jam 5 sore, dengan sigap dia membalikkan badan dan berlari kedanau,
melihat keadaan Rendy,
“astaga, mana Rendy? Dimana dia, apa masih di tepi
danau?,dia berlari ketepi danau, dia mendapati Rendy tak da di tepi, dan lebih
tepatnya tubuhnya sudah semakin menjauh dari tepi mungkin akan mengikuti
geraknya air yang menuju ke danau disebelah sana yang lumayan lebih dalam.
Dia tahu bahwa Rendy tak bisa bereneng dan sepertinya Rendy
dalam keadaan pingsan, tanpa menunggu lama, Rachel langsung terjun dan berusaha
menarik Rendy ke tepi danau… dengan kesusahan Rachel akhirnya berhasil memegang
tangan Rendy dan menariknya, tepatnya untuk saat ini ia harus mengeluarkan
semua energynya untuk menyelamatkan Rendy.
Rachel mencoba mengeluarkan air yang telah masuk ke tubuh
Rendy, dia tahu bagaimana menolong orang yang terbawa arus, mulai dari menekan
perutnya, dadanya sampai dengan memberi nafas buatan pun ia lakukan untuk
menolong Rendy ia tak mempedulikan apapun, untungnya Rendy segera sadarkan
diri, “Rend, kamu kenapa? Rachel meminta keterangan.
“kakiku sakit hel.. kenapa kamu kembali? Cepat pulang sana,
nanti kesorean” sambil melihat kakinya yang sakit.
“kakimu kenapa, ya Allah,, apa ini, ini seperti gigitan ular
Rend. Kita harus cepat ke rumah sakit, aku akan menelpon ka’ Anton ” Rachel
sangat panic tidak menyangka ini sungguhan, dia langsung memberitahu Anton yang
untungnya segera datang dan langsung membawa rendy ke rumah sakit terdekat,
Bisa dibilang nasib Rendy masih baik, bisanya tidak begitu
mematikan, dia terselamatkan… Rachel masih menjaganya. Dia berharap Rendy akan
bisa kembali seperti semula,menjadi penghibur hatinya yang tak pernah menentu,
mengisi kekosongan hatinya, dia menyadari hanya Rendy yang saat ini mampu
membuatnya tersenyum lepas… Rachel merasa nyaman didekat Rendy, seperti
nyamanya dekat dengan Dhani dahulu,,, Rendy dan Dhani mempunyai karacter masing
masing yang bisa membuat Rachel merasakan kenyamanan jika berada di samping
mereka.
Mungkin ini saatnya Rachel mulai mencoba untuk membuka hati
untuk orang lain.,setelah sekian lama kesendirianya, apa lagi sikap dia yang
khawatir dengan kejadian yang dialami Rendy saat ini membuatnya cemas dan tidak
ingin kehilangan orang-orang yang ada didekatnya pergi jauh.
Rendy
kembali kesekolah setelah ia benar benar sembuh dan Rachel telah berjasa dalam
kesembuhanya, Rachellah yang merawat Rendy selama sakit, bahkan setiap pulang
sekolah dia langsung menuju rumah Rendy. Rachel berfikir siapa yang akan
merawat Rendy kalau bukan dia, ortunya tidak tinggal bersamanya, dia hanya
tinggal sendiri, apalagi yang memperkuat alasanya adalah dia yang menyebabkan
Rendy menjadi sakit meskipun tidak secara langsung.
Dari
kejadian itu Rendy dan Rachel semakin dekat hubungan mereka mungkin dari
persahabatan itu sedikit demi sedikit berubah menjadi benih- benih cinta yang
siap tumbuh.
Setelah
sekian lama Rachel tidak pernah datang ke danau mengingat kenangan saat indah bersama
sang kekasih hatinya yang tlah lama pergi, kini di tempat terindah itu, dipohon mahoni yang dulu masih
berukuran kira kira 20 meteran yang ada disebelah danau dengan dahan yang sengaja
dibuat melingkuk dengan kreativitas Dhani, dahan itu sebagai tempat mereka
duduk dan mencurahkan isi hati.
Sekarang
Dia duduk sendiri, dan masih sendiri melawan sepi, namun dia tidak duduk di
dahan itu, tapi dibawah pohon,,
kenangan
itu tak akan terlupakan, namun untuk saat ini dia sedang memikirkan sesuatu yang
lain, mungkin bisa jadi dia memikirkan keadaan Rendy, sikap dan sifat Rendy
terhadapnya selama ini. apa Rendy yang selama ini dikirim Dhani untuk menjadi
penggantinya, tapi apa ia sanggup menggantikan posisi Dhani dengan Rendy?..
semua kalimat itu telah membayangi fikiran Rachel.
Tanpa
disadarinya salah seorang yang telah difikirkanya telah duduk
disampingnya, mengusap air matanya,
memeluknya dan menenangkan hatinya,
“untuk
apa kamu kesini, jika setiap kamu disini air matamu selalu jatuh, kamu fikir
aku senang mengusap air mata itu? Kamu fikir aku senang jika sapu tanganku
menjadi basah karna air mata itu, dan apa kamu berfikir Dhani akan datang jika
kamu terus terusan menangis????? Sudahlah, sudah cukup kamu membuatku ikut
sedih jika air matamu menetes, jangan buat aku seperti ini, aku tidak sekuat
itu… aku ingin buatmu bahagia, aku janji.” Kata-kata itu keluar dari mulut
Rendy, saat Rachel masih ada dipelukanya dan Rachel semakin mengeratkan
tanganya dipelukan Rendy, sekarang dia tau apa arti keberadaan Rendy selama ini
namun dia tak bisa membuka mulutnya dan mengucapkan kata-kata,, Rachel merasa
nyaman dipelukan Rendy, orang yang selalu menuturkan kata-kata manisnya disaat
ia teringat Dhani, ia tak pernah mengungkit apapun tentang Dhani dan Rachel tidak
meragukan hal itu. Rachel merasa lelah sehingga dia belum lepas dari pelukan
Rendy, seolah tiada daya untuk terbangun, “Rend, bolehkah aku tidur
dipelukanmu, aku lelah aku tidak sanggup terbangun,” kali ini Rachel sendiri yang
manja dengan menengadahkan kepalanya melihat pancaran mata Rendy yang juga
merasakan lelahnya hari itu…
“tidurlah!!!,,,aku
akan menjaga tidurmu… aku sayang kamu” Rachel sudar tertidur pulas dipelukan
Rendy bahkan kata-kata Rendy pun sudah tidak terdengar ditelinganya, Rendy
merasa Rachel sudah bisa menerima kehadiranya dihidupnya yang baru meskipun
masih ada bayang-bayang Dhani, dia menyadari jika dia tidak akan bisa menjadi
seperti Dhani yang lebih dulu singgah di hati Rachel.. mungkin cinta Rachel
pada Rendy tidak bisa melebihi cintanya pada Dhani.
Dua
insane yang tengah tertidur pulasnya dibawah pohon bagaikan sepasang kekasih yang
sedang memadu kasih asmara… Rachel terbangun dari tidurnya dan melihat orang yang
memangkunya bersandar dipohon merasa tidak tega, dia memandangi wajah Rendy dan
memastikan apakah dia benar-benar sudah bisa menempatkan Rendy dihatinya,
Rachel yakin akan hal itu. Dia sadar
jika dia seperti ini terus hanya akan membuatnya terus menerus dalam kesakitan
dan hanya akan membuat Rendy terus-terusan sedih.
“Rend,Rendy…
bangun…. Kita pulang aja yuk???” pinta Rachel membangunkan.
“iya…
kamu sudah bangun? Sejak kapan?” Rendy membenahi rambut dan mengusap mukanya.
“sudah
dari tadi, aku tidak tega membangunkanmu jadi aku menunggu hingga kamu
benar-benar terlelap” Rachel mengambil tasnya dan beranjak dari tempatnya
disusul dengan Rendy yang sudah siap untuk berjalan pulang,
“hel,
makasih ea atas perhatianmu selama ini, tau nggak baru kali ini aku tidur
dibawah pohon, siang bolong lagi, enak juga ea rasanya, bangunya langsung
fresh//” Rendy melepas lelah.
“aku
juga nie, segerrrr bnerrrrrrr bnerrrrrrr” meyakinkan.
Langkah
mereka berdua diiringi dengan semilir angin siang itu,,, tiba-tiba saja Rendy
gemes melihat tingkah Rachel yang berjalan sambil terkadang melompat seperti
anak kecil… Rendy berlari menghampiri Rachel
“aww
apasiiieeeh malu tau’ dah gede di gendong kan aku nggak pingsan”
“siapa
juga yang pengen kamu pingsan, dah diem adja” terus menggendong Rachel, di
sepanjang jalan Rachel terus memandangi wajah Rendy yang diperhatikanya penuh
dengan cinta dimatanya, meskipun sesekali Rendy mengejeknya, Rachel tidak
peduli dan terus memandanginya, tak terasa telah sampai didekat rumah Rachel,
Rachel minta diturunkan disudut rumahnya itu.
Wajah
Rachel terlihat ada binar-binar kebahagiaan yang mulai tampak, sikapnya pun
sudah mulai menunjukan Rachel yang dulu sempat hilang, Rendy berpamitan pulang
pada Rachel dan juga ayah dan kaka’nya…
“yah,
sepertinya Rendy bisa menepati janjinya,membahagiakan Rachel.” Pendapat Anton
tentang Rachel yang diutarakan kepada ayahnya.
“iya
nak,, syukurlah kalau begitu, ayah bisa melihat senyuman Rachel yang dulu lagi
yang sempat hilang ditelan waktu.”timpal ayah Rachel.
Mereka berdua
memang orang pertama yang merindukan senyum dan keceriaan Rachel yang telah
hilang. Kini mereka percaya Rendy mampu mengobati kerinduan Rachel pada Dhani,
menjelaskan semua tentang Dhani, dan yang paling penting bisa membahagiakan
Rachel untuk selamanya.
setelah
Rendy mngetahui benar isi hati Rachel padanya, dia bertekad untuk mengatakan yang
sesungguhnya tentang apa yang telah dialami Dhani selama ini,, yang sudah sekian
lama dipendamnya sedalam-dalamnya karna ketidak ingin tahuan Rachel akan hal
itu.
Dihari
yang cerah ditepi pantai, tepatnya dibawah pohon bakau yang rindang yang dengan
semangat hidupnya menghiasi pemandangan pantai… Dikala itu, Rachel melihat
seseorang yang melakukan kebiasaan seperti Dhani, mengejar layang-layang dengan
sepeda buntut milik adiknya bersamanya, namun kali ini dia hanya bisa melihat,
tidak merasakannya sendiri,
“sedang
apa Dhan, kamu disana???” sepatah kata yang terucap tanpa sadar dari bibir
tipis Rachel.
“apa????”
dengan kepura-puraan tidak mendengarkan Rendy.
“eh
enggak,, aku tidak bilang apa-apa,, tapi baiklah…. Aku teringat pada Dhani
Rend’’’’’’’’….” Gumam Rachel.
“mungkin
ini saatnya kamu tau yang sebenarnya,” ucap Rendy.
“maksud
kamu?, tapi aku tidak bertanya padamu, aku tidak ingin mendengarnya dari mulut
orang lain.” Rachel menghela.
“sudahlah
Rachel, kamu sudah cukup lama tersiksa dengan semua ini, anggap kamu tidak
bertanya tapi aku yang memberi-tahu mu.. sekarang kamu harus dengarkan aku,
dengarkan apa sebenarnya yang menyebabkan Dhani tidak pernah memberi kabar
padamu” Tegas Rendy.
“baiklah,
mungkin ini saatnya aku mengingkari janjiku, sesungguhnya aku ingin tetap menjaga
janji suciku untuknya, tapi aku juga hanya manusia biasa yang punya batas
kemampuan memendam segalanya sendiri. Sekarang katakan yang kamu inginkan aku
untuk mengetahuinya”. Tutur Rachel dengan nada yang masih berharap akan ada
keadilan disini.
“siapkah
engkau apapun yang akan aku ceritakan padamu??” Rendy memastikan ketegaran
Rachel.
“aku
siap mendengarkan apapun, jika nanti aku tak kuasa menahan air mata biarkan aku
menangis dipangkuanmu, biarkan aku mengeluarkan semua penderitaanku selama ini,
biarkan aku melepas semua kerinduanku padanya dengan tangisan, dan biarkan
aku……………” ucapan Rachel yang terpotong oleh Rendy.
“sudah2,,
apapun yang akan kau lakukan aku akan membiarkanmu… terserah apa yang akan kamu
lakukan, semoga dengan itu kau akan bisa menerima apapun kenyataanya.” Tegas Rendy
menenangkan.
“Mulailah,,
sekarang aku janji akan selalu tegar menghadapinya,” pinta Rachel mengingatkan.
“aku
ingin bertanya padamu, apakah kau sanggup kehilangan dia untuk selamanya,
sanggup melihat pesan2 terakhirnya, sanggup melihat rekaman terakhirnya
untukmu, sanggup memenuhi permintaan terakhinya, sanggup mendengarkan apapun kata-katanya,
sanggup menerima pemberian terakhirnya dan yang terakhir sanggup mengubur semua
kenangan2 terindah dan memory2 cinta mu saat bersamanya disamping makamnya???????????” jelas Rendy, mengucapkan
pesan2 terakhir Dhani jika dia sudah berhasil membuat Rachel nyaman disisinya,
tangan Rendy pun menarik bahu Rachel dan dipeluknya Rachel yang telah menangis
terisak2,
Sampai2
dipelukpun Rachel tak kuasa dan dengan tidak berdayanya kepalanya menghampiri
pangkuan Rendy. Air mata Rendy pun tak bisa tertahankan mengiringi perasaan
ibanya melihat duka di mata gadis cantik itu yang tidak berkedip melihat langit
mendung yang ikut merasakan kesedihan mendalamnya…
Rendy
mengeluarkan sapu tangan, mengusapnya ke pipi Rachel yang telah rata dibasahi
air matanya,..
Rachel
masih menangis terisak hingga saking tak kuasa menerima kenyataan sesekali dia
menjerit,
“Dhani!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Kamu tega sama aku!!!,, apa yang kurang dari aku, sampai kamu tidak sempat
mengucapkan pesan2 terakhirmu secara langsung sama aku…………” teriak Rachel.
Dengan
ketidak tegaanya Rendy mencoba mengeluarkan Hp-nya Dari Tas hitamnya,,
Dia
menyetel rekaman terakhir yang sempat dia ambiL sebelum kematian Dhani, atas
permintaan Dhani sendiri, bahkan semua pesanya masih sempat di rekam dalam
video berdurasi beberapa menit,,, tepatnya dijalan menuju rumah sakit terdekat
dari TKP…
“mungkin
ini kata-kata terakhir dariku sayang,Rachel marmut,, dengerin bona baik-baik, saat
ini kamu pasti sudah tau apa yang sebenarnya terjadi, tapi tidak untuk saat
itu, bona tidak tega jika kamu tau dari dulu, bona tidak ingin melihat kamu yang
terakhir kalinya dengan meneteskan air mata untuk bona, bona udah tenang
disurga sekarang, bona menantimu disana, tapi bona tidak mengharapkan rasa sepi
n sendiri terus ada dalam kamus hidupmu sayang, bona ingin kamu merasakan cinta
yang lain, bona tidak ingin penantian pada bona membuat marmot selalu sendiri
didunia ini, percayalah kita kan bertemu disana, aku menantimu disana,kita akan
bersama selamanya disana tidak akan ada pemisah antara kita,,, Rendy aku titip
Rachel, jaga dia, lindungi dia, aku merelakanya untukmu karna aku percaya kamu
orang pertama yang bisa kupercaya mendampingi hidupnya, percayalah persahabatan
kita akan selalu abadi, aku tunggu kalian disurga. I love YOU……………….. bona, marmot
jelek…….” Dengan nafas dan suara dipaksakan, mendekati akhir hayatnya kembali
ke sang pencipta,,, pesan2 terakhir Dhani untuk Rachel dan Rendy.
Pikiran
yang Pening dan dukanya membuat Rachel tak kuasa lagi mengatur organ2 tubuhnya
hingga dia pingsan dipangkuan Rendy… Rendy yang dengan cemas tetap menjaga
Rachel, mencoba menyadarkanya kembali,
hingga akhirnya Rachel sadarkan dirinya namun kali ini dia sudah ada di
rumah sakit, sehari semalam dia pingsan, badanya panas, terlihat jelas
kecemasan Rendy pada Rachel, gadis itu yang saat ini mulai dirasakan hadirnya
dihati Rendy. Keadaan Rachel sudah membaik, Rendy yang tetap ada disampingnya
merasakan ada yang mengusap kepalanya dengan tangan lembutnya, ternyata Rachel
telah lama sadarkan diri dan melihat Rendy menjaga tidurnya,
“sudah
lama kita disini?,” Tanya Rachel.
“baru
sehari semalam kia disini, nggak tidur lagi hel, aku nyaman loo disini, aku
juga tidur aja dari tadi siang nie, virus mu dah nyebar……” gumam Rendy dengan
nada just kidd.
“enak
aja, kamu tiddurnya pules, aku tidurnya sakit taux.. kita pulang ajja ea, aku
dah nggak papa, kamu tau nggak? Dhani yang menjengukku dan mengatakan semua
pesanya secara langsung sama aku,bagiku semua itu dah cukup, sekarang aku bisa
relain dia agar dia tenang dialam sana.” Ucap Rachel lirih.
“syukurlah
kalau kamu sudah bisa merelakanya, kita pulang sekarang tapi kamu makan dulu,
dari tadi siang kamu belom makan.” Rendy merasa lega ternyata Dhani sudah
menjelaskan sendiri, walaupun hany dalam mimpi, sekarang yang ia harapkan hanya
keikhlasan Dhani merelakan Rachel bersamanya.
“baiklah
aku mau makan tapi setelah itu anterin aku kedanau, aku ingin mengenang untuk
yang terakhir kalinya sebelum aku mengubur semua kenangan itu disisi Dhani.”
Pinta Rachel.
“ciap
bozzzz”.
Permintaan
Rachel telah dipenuhi oleh Rendy, didanau, tempat kenangan terindahnya bersama Dhani,
ia mengutarakan keiinginanya untuk membuka lmbaran hidp baru bersama sahabat kekasihnya itu,,
“Dhani,
aku mencintaimu,selalu mencintaimu,tunggu aku disana, aku merelakanmu sekarang,
pergilah dengan tenang,,, sekarang aku juga sudah mulai bisa membuka pintu
hatiku untuk orang lain,yaitu sahabatmu, sesuai permintaanmu dan juga kata
hatiku…aku sudah bisa mencintai dia, thanks marmot, relakan aku bersamanya,”
permintaan terakhir Rachel untuk Dhani yang telah meninggalkanya.
Rachel
berlari menuju Rendy yang ada di sudut penglihatanya.
“Rendy,
thanks for you,,, sekarang aku bisa melepas kepergianya.”
“terus
sekarang???” ledek Rendy.
“apanya??”
Rachel berpura2.
“kita…………
aku ingin menjalin cinta denganmu,apa kamu mau, ini bukan hanya karna aku punya
janji sama Dhani, tapi memang aku telah jatuh hati padamu,,,” rayu Rendy,
“benarkah????.......
baiklah aku harap kamu bisa mencintai n menyayangi aku sepenuh hatimu…. Aku
mengizinkan kamu masuk dalam kehidupanku yang baru…….”
“tentu
sayaaaaaaaaang” jelas Rendy dengan nada manjanya.
“Dhani,
kita akan selalu merindukanmu, aku akan menjaga n menyayangi rachel, apapun yang
terjadi….” Rendy meneriakkan niatnya
“Iya
sayang, we love you……..” Rachel memperjelasss.
Sore
harinya Mereka ber-2 mengunjungi makam Dhani yang lumayan jauh mengucap pesan
terakhir untuk Dhani sebelum mereka menjalani jalinan cinta yang sesungguhnya
mulai hari ini, esok dan sampai kapanpun,….
……………Selesai…………….