Senin, 09 Desember 2013

kisah mengharukan "penantian tak berujung"

PENANTIAN TAK BERUJUNG 
by: Suprapti
Sepoi angin menyapa jemari yang menghijau, melambaikan kesan penuh kesejukan, hembusan nafas menyehatkan dari kebaikan alam yang menyelinap dicelah-celah ruang yang terlalu sempit dengan keheningan pagi yang terasa damai bagi penghuni kelas saat itu, namun segalanya berlawanan dengan suasana hati Rachel,gadis cantik XIS1, saat disekolah dirasakanya begitu tak menentu, rasa sedih masih bergelimangan difikiranya, bahkan hingga bel pulang pun berbunyi, walau pada umumnya teman-teman Rachel banyak yang memakai kendaraan pribadi berbeda dengan Rachel yang tetap melestarikan budaya jalan sehat, karena memang kebetulan rumahnya juga tidah jauh dari sekolah hanya sekitar 170 meter saja, disetiap langkah perjalananya pulang, kakinya selalu saja ingin mengajaknya melangkah kesuatu tempat, biasanya langkah sepasang  kakinya ditemani oleh kekasih hati yang juga satu sekolah denganya, dan masih satu desa denganya, kini ia tidak akan pernah merasakan hal itu lagi, kekasihnya telah pergi meninggalkanya, namun kepergian kekasihnya tidak pernah ia ketahui dengan pasti, yang ia ketahui hanya kekasih hatinya melanjutkan kuliah di Jakarta.
Tidak ada satu orang pun  yang memberitahu Rachel akan hal itu, Rachel tidak pernah mempertanyakan keadaan Dhani kekasihnya, kepada keluarganya. Dia tetap ingin menepati janjinya untuk tidak bertanya pada siapapun sebelum Dhani yang memberitahu sendiri…………….
Disetiap hitungan langkah kakinya, Rachel akhirnya memutuskan untuk mengikuti kata hatinya yang mengajaknya pergi ketempat biasa dia nongkrong berssama Dhani, bermanja dan mengadukan setiap liku kehidupan dan kesulitan apapun yang sedang ia hadapi……..
Di pohon dekat danau itu dia seorang diri, menanti kabar yang tak kunjung ia dapati, rasanya sudah tidak kuat ia menunggu akan hal itu, bukan karna ia ingin segera mendapatkan kepastian lanjutnya hubungan mereka tapi karena rasa kepercayaan dan  kesetiaan pada Dhani yang begitu besar, langit yang sedikit mendung ia perhatikan dengan fikiran kosong……seolah seperti orang yang sangat merindukan kembali senyumanya dan keceriaanya bersama Dhani.
Tak disangka mendung itupun akhirnya berbuah mutiara yang membasahi siang itu….. Rachel tak kuat menahan tangis, air matanya sudah tak bisa dibendung lagi seolah megikuti turunya rintik hujan.
“apa aku kuat menjalani hidup yang demikian dhan?????,dimana kamu? Apa kamu tahu aku sangat merindukanmu, apa kamu tahu pohon yang kian bertambah besar ini saja ikut merasakan arti sebuah kehilangan, kita rindu ama kamu… mana janjimu, mana kabarmu, aku bisa saja menelponmu,menghubungi keluargamu,menanyakan keadan kamu,tapi itu bukan aku, aku ingin kamu yang memulainya,seperti kamu memulai kisah indah bersamaku……..” dengan cucuran Air mata Rachel yang terus menerus ikut mengiringi kesedihanya…. 
Hujan pun ikut andil membuatnya mengenang masa indah bersama kekasih hatinya, Rachel semakin teringat saat hujan turun Dhani mencarikan daun pisang untuk Rachel,berteduh dibawah pohon mahoni yang masih rindang, keromantisan yang tiada pernah terlupakan.
Kali ini ia sendiri tiada yang melindunginya dari derasnya hujan sore itu,, tiada yang mencarikan daun pisang,menutup kupingnya saat suara petir manyapa……….. saat2 yang sama persis, namun kenanganya sangatlah berbeda jauh……….
Mencoba tuk berdiri, bangkit dari kerinduan,melawan derasnya hujan yang telah membasahi seragam abu-abu nya, tak disangka dibelakangnya berdiri seorang laki-laki yang ternyata adalah Rendy, Sahabat Dhani yang tahu persis tentang kepergian Dhani,,
“kamu ngapain disini??” Tanya Rendy dengan nada memelas.
“aku tidak sedang berbuat apapun disini.” Jawab Rachel atas pertanyaan Rendy
“kamu memang tidak berbuat apapun disini tapi kenapa air matamu sampai keluar seperti derasnya hujan ini?? aku tahu apa yang kamu fikirkan,” sanggah Rendy
Sepontan Rachel menanyakan hal yang tak terduga keluar dari mulutnya
“kalau kamu memang tahu apa yang aku fikirkan, lalu apa kamu punya sesuatu kabar baik yang bisa membuatku bangkit dari kesedihan ini?”
“aku harap……..”belum sempat melanjutkan kata-katanya
“stop!!!” perintah Rachel.
“ada apa?”
“ingatkan aku untuk diam jika aku menanyakan keadaan Dhani pada-mu, ini bukan mauku!!” sentak Rachel dengan nada bingung….
“tapi kamu harus tahu..” saran Rendy
“tau apa, sudahlah aku ingin pulang,sudah lama aku ada disini………” dengan langkanya yang pelan,
Brussssshhhhhhhhhh
Rachel terjatuh dibawah pohon mahoni, untungnya Rendy dengan sigap menariknya kepelukanya dan menggendong Rachel, yang kemudian mengantarnya pulang..
“Dhani, aku tidak tega melihat Rachel sepeti ini, apa yang harus aku lakukan?, apa aku bisa mewujudkan keinginanmu untuk menjadikanya pilihan hatiku,sementara dia masih sangat mecintaimu dengan ketulusan hatinya??????” batin Rendy disetiap langkah kakinya.
“kenapa Rachel, apa yang terjadi?” Tanya ayah Rachel yang kaget melihat anaknya yang pingsan.
“tadi Rachel jatuh dideket danau pak… untung saya tadi menyusulnya” jelas Rendy.
“kenapa kamu Rachel, sekarang kamu jadi sering seperti Ini, lupakanlah Dhani……!” dengan suara lirih ka2 Rachel, Anton yang kebetulan dirumah bersama ayah Rachel.
Kenapa mas bisa tau apa yang terjadi dengan Rachel?” Tanya Rendy pada Anton setelah membaringkan Rachel ditempat tidurnya.
“sikapnya jadi seperti ini semenjak kepergian Dhani, aku tidak tau bagaimana membuatnya kembali seperti dulu.. aku harap kamu bisa membantuku Rend???” sikap Anton.
“aku akan bantu semampuku mas.. siapa tau aku bisa kembalikan senyumnya, aku tidak akan mengecewakan mas dan bapak” tanggap Rendy.
“Aku harap seperti itu, karna aku tau apa yang sebenarnya terjadi pada Dhani, tapi aku dan ayah Rachel tidak tega, kami bingung bagaimana cara memberitahukanya………..”
“Baiklah mas,pakde, saya harus pulang,,,,,, .. sampaikan pamit saya sama Rachel…”
Langkah Rendy masih tertatih terfikirkan apa yang harus dia lakukan untuk memenuhi janjinya pada k2’ Rachel dan terutama pada Dhani,sobatnya.
               
Rendy yang saat itu duduk dikelas XIIA2 dengan santai ngerumpi dengan teman sebangkunya sambil melirik kelas samping dimana Rachel ada dikelas itu,yaitu tepatnya kelas XIS1
Sekilas dia melihat Rachel yang sedang duduk melamun ditaman kebiasaanya bersama Dhani yang masih ia lakoni…  niatnya pengen nyamperin namun keburu bel tanda jam masuk pertama telah dibunyikan dia hanya bisa melempar senyum manisnya pada Rachel dengan sambutan yang lumayan tidak mengecewakan.
Dikelas Rachel masih saja melamun namun apa yang dilamunkan ternyata kali ini bukan tentang kekasih hatinya, namun kali ini dia memikirkan apa yang telah dibicarakanya pada Rendy kemarin,
“door,, wooooooooeee” tegur Dina,teman sebangkunya
“aduh, apa apaan kamu nie din, ngagetin aja”, sahut Rachel kecut.
“siang bolong buuuukkk. Ngelamun aja. Da pa sie” cetus Dina
“kayax nggak tau kebiasaanku ajja kamu inie” sanggah Rachel.
Dari dulu sampai saat ini pun kebiasaan Rachel setelah kepergian Dhani sampai2 pada hafal semua tmen2 Rachel akan kebiasaan melamunya.
Kali ini Rendy membulatkan niat menemui Rachel istirahat pertama, dengan kedewasaanya dia mencoba mendekati dan menghibur Rachel dengan harapan bisa membuatnya lupa akan kenangan2 indahnya bersama Dhani… tidak semudah apa yang dibayangkan membuat memory ingatan seseorang melayang,,,  namun Rendy terus mencoba dan terus bertekad memngembalikan senyuman manis Rachel,
“ehmmmmmm, enak yeaa yang kemarin digendong, tidak izin dulu sama yang gendong lagi” sindir Rendy.
“jadi nggak ikhlas nie gendongnya, pantes badanku pegel mua,,, ternyata gendongnya sambil bergerumuh hatinya” sahut Rachel.
“enak aja, orang ikhlas ko’,. Ee tapi ikhlas kenapa bilang2, yah kan kamu mancing2,” elak Rendy  menepis dengan canda.
“ngapain mancing kamu, nggak pake dipancing dah menghampiri….jadi ya nggak perlu tenaga lebih” Rachel menghela nafas.
“GR banget nie orang, oya dah baikan kan sekarang?,”
“dari kemarin juga baik-baik saja ko’.”
“Apanya yang baik!! Kalau kamu baik-baik saja nggak akan jatoh kali, kamu masih menunggu kabar Dhani ya?? Sampai kapan kamu mau seperti ini, setidaknya kenapa kamu tidak bertanya padaku, sahabat karib Dhani dari dulu, memang kamu tidak menganggap hal itu ya?? Atau kalau nggak Tanya sama keluar…….. ”
“sudah cukup, kamu jangan membuatku bimbang antara pilihan-pilihan yang tidak mungkin aku lakukan semuanya…. Aku akan tetap menunggu Dhani menghubungiku”  tegas Rachel memotong kata-kata Rendy.
“ya sudahlah lupain apa yang baru saja kita bicarakan, kamu mau kekantin? Temenin aku makan ya, laper dari tadi belum sarapan.”pinta Rendy.
“laper sii tapi males nie,kalau kamu yang bayarin gimana? Pasti nggak males lagi,” rayu Rachel.
“yeeeeee, maunya kamu itu mah, yaudah tenang aja ada 10rb kita bagi 2 gimana, cukup nggak isi perutmu??” ledek Rendy.
“yeee, gini-gini makanku kan sedikit, nti pasti sisa uangnya,, lumayan kan ngirit kalo nraktir aku,”hela Rachel.
“ngirit lagi lox makan bayar sendiri-sendiri,, hahaha…” Rendy sambil menarik tangan Rachel dan berjalan menuju kantin, Rachel memang punya sesuatu yang tak pernah luput dari pikiranya, namun dia sosok gadis yang bisa dibilang bisa menempatkan kesedihanya sesuai sikond.
Kali ini mereka menuju ke kantin biru yang ada dibelakang kelas biologi dan b.Indonesia, memesan makanan dan mulai mengisi perut mereka yang sudah bersua menanti sesuap demi sesuap nasi yang mereka pesan, sambil ngobrol sana-sini, membicarakan kepribadian masing-masing, pengalaman sampai membicarakan apa yang lewat dan apa yang ada dihadapan mereka alias ngrumpi, mereka sangat menikmati makanan yang mereka pesan yang memang salah satu makanan terlezat yang disediakan dikantin biru, pecel lele.
“theng……theng…….theng………. kabuuuuurrrr,  inget,,,,bayar!!!” bisik Rachel.
“iya bawellll, eh tapi tunggu…. Yah dasar, malah kabur bener nie bocah.” Rachel meninggalkan Rendy dan berlari, tapi tiba-tiba ‘brusssssssssshhhhhhhh’… dia menabrak seorang ka2 kelas cowok yang lumayan keren, dari samping yang tanpa sempat dilihat oleh ka2 kelasnya itu.
“maaf ka’ nggak sengaja…” Rachel merasa bersalah pada ka2 kelasnya yang ia ketahui bernama fudin.
“iya, tapi lain kali perhatikan siapa yang tengah ada di sudut larimu, dan penglihatanmu kedepan bukan kebelakang dek!!!” jelas fudin yang merasa sedikit malu dengan teman2nya saat dia ditabrak Rachel pada posisi yang terjengkal dan Rachel juga terjatuh ditempat yang sama.
“maaf ka’ adek tadi lagi nggak konsen larinya,” Rachel menjelaskan.
“wooee emang lari didepan ka2 kelas perlu konsentrasi ya, apa nggak kaya’ robot tuh jadinya” cetus salah satu teman Fudin yang diketahui menyukai Fudin, aninda.
“ya sudah cepat masuk kekelasmu sana, ka2 juga mau masuk kelas…  hati-hati kalo jalan dek!” Fudin dengan kedewasaanya.
“iy iya ka’.” Rachel mulai melangkahkan kakinya menuju kekelasnya sambil memikirkan betapa baiknya Fudin yang tidak marah sama sekali terhadapnya, justru malah menasehatinya. Dia juga berpikir dimana Rendy kenapa dia tadi tidak nongol sewaktu dia berhadapan dengan kakak-kakak kelas tadi bukankah jalan menuju kekelas mereka sama, mungkin dia mampir ketoilet atau kemana.
Waktu Pelajaran sosio ia gunakan sebaik mungkin mencoba melupakan kejadian tadi…
Sedangkan ada jam kosong di kelas Rendy, yang digunakan oleh teman-teman Rendy untuk ngobrol-ngobrol dan bercanda dengan yang lainya,tapi tidak dengan Rendy yang kali ini dia lebih memilih untuk diam, mondar mandir didepan kelas dan bengong, entah apa yang dipikirkan mungkin berhubungan dengan Rachel, dan memang benar dia memikirkan hal itu.
Dalam hatinya dia mendapati sesuatu yang mungkin sulit ia tembus pada diri Rachel, cintanya pada Dhani begitu tulus dan Rachel seorang cewe yang setia, dan rela memendam kerinduanya sampai waktu yang akan menjelaskan sendiri. Diam-diam dia ternyata mengagumi sikap dan sifat Rachel yang dirasakanya begitu sempurna, ada perasaan peduli untuk Rachel, dan dia ingin ada disamping Rachel sampai kapanpun dan ada harapan suatu saat setelah Rachel tau kejadian yang menimpa Dhani dan memutuskan untuk menjalani hidup bersamanya sesuai pesan Dhani atau bahkan memutuskan untuk tetap sendiri selamanya. Rendy yakin kalau kekasih sahabatnya yang juga ka2 kelasnya dulu  itu bisa mencintainya seperti dia mencintai Dhani.
SePulang sekolah dihari sabtu Rachel pasti datang  ke pesisir pantai dengan tangan kanan memegang kayu dan melukis pasir, menulis pesan,nama, hingga menggambar wajah seseorang yang tak pernah ia kenali, kali ini dia mencoba mengingat pesan terakhir Dhani sebelum pergi, “marmut jelek, aku menunggumu”.
Ternyata Rendy juga sering menghabiskan waktu pulang sekolahnya dipantai, dia mengenang mantan kekasih yang masih disayanginya, namun dia tak pernah berharap akan hadirnya di kehidupanya lagi, sekedar mengingat apa yang telah mereka lakukan dipantai ini saat masih jalan bersama dulu.
“Rendy, ngapain kamu disini? Sama siapa?,,,” Tanya Rachel.
“ngabisin waktu aja, aku sendiri, tumben kamu kepantai?” Rendy keheranan.
“aku sering kesini kalau sabtu, tapi disebelah sana, nggak tau aku pengen aja nie tadi disebelah sini.” Jelas Rachel.
“paling2 mau ketemu aku, kangen ya, helleh paling2 mau minta traktiran lagi yaa???” Rendy meledek.
“idiiiihhh, nggak kesemuanya….” Rachel melengos.
“lha teruz???, maen yuk!! Renang, petak umpet, bikin patung pasir,menggambar wajah jelekmu, atau ngapalah?” Rendy menyodorkkan pilihan.
“apa kamu nggak liat sih dari tadi aku ngapain?, udah megang kayu dah nyorat nyoret pasir, telat nawarinya” gumam Rachel.
“oooo kamu tadi gambar to? Ayo ikut” Rendy menarik tangan Rachel sebelum Rachel sempat menjawab, dan mengajaknya ke suatu tempat.
Rachel hanya nurut karna dia tidak mau Rendy yang bawel membuatnya tambah sebel. Rachel sempat menanyakan mau kemana Rendy mengajaknya, tapi Rendy tidak menghiraukan Rachel, terus melangkahkan kakinya sambil menuntun Rachel seperti orang buta.
Rendy menyuruh Rachel menutup mata setelah sampai di sudut tempat yang dituju, awalnya Rachel tidak mau namun karna saking pandainya rayuan Rendy,Rachel pun menurut saja.
Kini saatnya Rachel diperbolehkan membuka matanya, dannnn……….
“wawww menakjubkan, bagaimana kau tahu akan hal ini? sebuah tatanan taman yang sangat indah, bunga bunga yang sangat indah beraneka rupa dan warna,dengan keindahannya membuat suasana hati yang tak karuan menjadi tenang dan nyaman, makasih ea Rend?, kau membuatku menemukan tempat baru yang bisa aku jadikan tempat ku mencurahkan isi hatiku.” Ungkapan rasa senang Rachel akan tempat itu.
“makanya jika datang ke suatu tempat jelajahi donk jangan terpaku pada kenangan dan diam di tempat yang sama, apa kamu tidak bosan? Sekarang tempat ini ku persembakan untukmu hel…jaga dan rawat dia!.”
“aku akan selalu menjaganya,mengunjunginya dan memberikan warna hatiku tuk menambah keindahanya” Rachel meyakinkan, dengan kata2 yang menurut Rendy bisa menjadi awal yang indah untuknya.
Hari sudah semakin sore, mereka bergegas pulang, namu ada satu pemandangan yang membuat Rachel menginginkanya, bunga mawar nan indah yang mencuri perhatianya tidak jauh dari tempatnya duduk, Rachel menawarkan Rendy untuk mengambilkan bunga itu untuknya, dia sudah kelelahan keliling taman melihat lingkungn barunya sehingga tidak bisa mengambilnya sendiri. Rendy bersedia mengambilnya tapi dengan syarat Rachel mau menraktirnya dikantin sekolah pada hari senin-nya.
Bunga itu ternyata hidup dipinggiran danau tanpa Rendy sadari, dia terpeleset dan bunga mawar pun lepas dari tangannya dan jatuh kedanau,, dia lupa kalau dia sama sekali tidak bisa berenang dia langsung menyusul mawar itu dan ingin mempersembahkan untuk Rachel, dan BBByyyyyyuuuuurrrrrrrrr
“Rachel…!! Rachel….!! Bantu aku!!!,,, aaao” Rendy meminta bantuan Rachel yang bingung dengan kemana menghilangnya Rendy, tanpa menunggu lama Rachel pun lari sekencangnya dan langsung menceburkan dirinya danau. Dia kaget ternyata danau itu dangkal hanya sekitar satu  meter di tepinya.
“hahahahaha, kena kamu!!! Ketipu, yee kasian deh loe, dikerjain dech…… mau berenang buukk, mari! Tapi ajarin aku renang dulu ya, aku tak bisa lah” Rendy sambil tertawa menyaksikan tingkah Rachel yang sangat panic berubah menjadi harimau yang siap menangkap mangsanya.
“apa-apaan sih kamu, nggak lucu tau’  basahkan baju aku,kotorr lagi, aku pasti dimarahi jika pulang dari sini nanti. Kamu itu nyebelin banget sih,, mana mawarnya??” Rachel meminta mawar yang telah jatuh kesungai mengacungkan tanganya dengan raut wajah kesal.
“aku masih menjaganya, nie buat kamu, naik sana….. dari pada nanti sakit basah basahan.” Rendy lirih menasehati,
Disambut Rachel yang tetap mempertahankan mimic wajah kesalnya. Keluar dari danau dan bergegas pulang meninggalkan Rendy.
“Rachel…!! Rachel!! Kenapa kakiku sakit ya??” rintih Rendy pada Rachel dengan setengan badan yang kelihatan dari pinggir danau, mencoba keluar dari danau tapi tak kuat menahan kakinya yang sakit sehingga dia terperosok kedanau kembali.
“Rachel!!!!! Hati-hati! Pulanglah……..” teriak Rendy pada Rachel yang sudah lumayan jauh langkahnya…  sepertinya Rendy tak sadarkan diri.
“mana sih Rendy ko’ lama banget nongolnya tadi aku sempet denger dia bilang kakiku sakit, kenapa ya? Tapi danaunya kan dangkal, pasti dia mencoba membohongiku lagi. Bodo’lah aku mau pulang, biarin aja aku tinggalin dia sendiri,,” namun perasaan Rachel merasa tidak tenang, sesekali dia menoleh kebelakang belum Nampak juga Rendy sebenarnya Rendy kenapa.
Rachel tak mempedulikan waktu saat itu yang telah menunjukkan jam 5 sore, dengan sigap dia membalikkan badan dan berlari kedanau, melihat keadaan Rendy,
“astaga, mana Rendy? Dimana dia, apa masih di tepi danau?,dia berlari ketepi danau, dia mendapati Rendy tak da di tepi, dan lebih tepatnya tubuhnya sudah semakin menjauh dari tepi mungkin akan mengikuti geraknya air yang menuju ke danau disebelah sana yang lumayan lebih dalam.
Dia tahu bahwa Rendy tak bisa bereneng dan sepertinya Rendy dalam keadaan pingsan, tanpa menunggu lama, Rachel langsung terjun dan berusaha menarik Rendy ke tepi danau… dengan kesusahan Rachel akhirnya berhasil memegang tangan Rendy dan menariknya, tepatnya untuk saat ini ia harus mengeluarkan semua energynya untuk menyelamatkan Rendy.

Rachel mencoba mengeluarkan air yang telah masuk ke tubuh Rendy, dia tahu bagaimana menolong orang yang terbawa arus, mulai dari menekan perutnya, dadanya sampai dengan memberi nafas buatan pun ia lakukan untuk menolong Rendy ia tak mempedulikan apapun, untungnya Rendy segera sadarkan diri, “Rend, kamu kenapa? Rachel meminta keterangan.
“kakiku sakit hel.. kenapa kamu kembali? Cepat pulang sana, nanti kesorean” sambil melihat kakinya yang sakit.
“kakimu kenapa, ya Allah,, apa ini, ini seperti gigitan ular Rend. Kita harus cepat ke rumah sakit, aku akan menelpon ka’ Anton ” Rachel sangat panic tidak menyangka ini sungguhan, dia langsung memberitahu Anton yang untungnya segera datang dan langsung membawa rendy ke rumah sakit terdekat,
Bisa dibilang nasib Rendy masih baik, bisanya tidak begitu mematikan, dia terselamatkan… Rachel masih menjaganya. Dia berharap Rendy akan bisa kembali seperti semula,menjadi penghibur hatinya yang tak pernah menentu, mengisi kekosongan hatinya, dia menyadari hanya Rendy yang saat ini mampu membuatnya tersenyum lepas… Rachel merasa nyaman didekat Rendy, seperti nyamanya dekat dengan Dhani dahulu,,, Rendy dan Dhani mempunyai karacter masing masing yang bisa membuat Rachel merasakan kenyamanan jika berada di samping mereka.
Mungkin ini saatnya Rachel mulai mencoba untuk membuka hati untuk orang lain.,setelah sekian lama kesendirianya, apa lagi sikap dia yang khawatir dengan kejadian yang dialami Rendy saat ini membuatnya cemas dan tidak ingin kehilangan orang-orang yang ada didekatnya pergi jauh.
Rendy kembali kesekolah setelah ia benar benar sembuh dan Rachel telah berjasa dalam kesembuhanya, Rachellah yang merawat Rendy selama sakit, bahkan setiap pulang sekolah dia langsung menuju rumah Rendy. Rachel berfikir siapa yang akan merawat Rendy kalau bukan dia, ortunya tidak tinggal bersamanya, dia hanya tinggal sendiri, apalagi yang memperkuat alasanya adalah dia yang menyebabkan Rendy menjadi sakit meskipun tidak secara langsung.
Dari kejadian itu Rendy dan Rachel semakin dekat hubungan mereka mungkin dari persahabatan itu sedikit demi sedikit berubah menjadi benih- benih cinta yang siap tumbuh.
Setelah sekian lama Rachel tidak pernah datang ke danau mengingat kenangan saat indah bersama sang kekasih hatinya yang tlah lama pergi, kini di tempat  terindah itu, dipohon mahoni yang dulu masih berukuran kira kira 20 meteran yang ada disebelah danau dengan dahan yang sengaja dibuat melingkuk dengan kreativitas Dhani, dahan itu sebagai tempat mereka duduk dan mencurahkan isi hati.
Sekarang Dia duduk sendiri, dan masih sendiri melawan sepi, namun dia tidak duduk di dahan itu, tapi dibawah pohon,,
kenangan itu tak akan terlupakan, namun untuk saat ini dia sedang memikirkan sesuatu yang lain, mungkin bisa jadi dia memikirkan keadaan Rendy, sikap dan sifat Rendy terhadapnya selama ini. apa Rendy yang selama ini dikirim Dhani untuk menjadi penggantinya, tapi apa ia sanggup menggantikan posisi Dhani dengan Rendy?.. semua kalimat itu telah membayangi fikiran Rachel.
Tanpa disadarinya salah seorang yang telah difikirkanya telah duduk disampingnya,  mengusap air matanya, memeluknya dan menenangkan hatinya,
“untuk apa kamu kesini, jika setiap kamu disini air matamu selalu jatuh, kamu fikir aku senang mengusap air mata itu? Kamu fikir aku senang jika sapu tanganku menjadi basah karna air mata itu, dan apa kamu berfikir Dhani akan datang jika kamu terus terusan menangis????? Sudahlah, sudah cukup kamu membuatku ikut sedih jika air matamu menetes, jangan buat aku seperti ini, aku tidak sekuat itu… aku ingin buatmu bahagia, aku janji.” Kata-kata itu keluar dari mulut Rendy, saat Rachel masih ada dipelukanya dan Rachel semakin mengeratkan tanganya dipelukan Rendy, sekarang dia tau apa arti keberadaan Rendy selama ini namun dia tak bisa membuka mulutnya dan mengucapkan kata-kata,, Rachel merasa nyaman dipelukan Rendy, orang yang selalu menuturkan kata-kata manisnya disaat ia teringat Dhani, ia tak pernah mengungkit apapun tentang Dhani dan Rachel tidak meragukan hal itu. Rachel merasa lelah sehingga dia belum lepas dari pelukan Rendy, seolah tiada daya untuk terbangun, “Rend, bolehkah aku tidur dipelukanmu, aku lelah aku tidak sanggup terbangun,” kali ini Rachel sendiri yang manja dengan menengadahkan kepalanya melihat pancaran mata Rendy yang juga merasakan lelahnya hari itu…
“tidurlah!!!,,,aku akan menjaga tidurmu… aku sayang kamu” Rachel sudar tertidur pulas dipelukan Rendy bahkan kata-kata Rendy pun sudah tidak terdengar ditelinganya, Rendy merasa Rachel sudah bisa menerima kehadiranya dihidupnya yang baru meskipun masih ada bayang-bayang Dhani, dia menyadari jika dia tidak akan bisa menjadi seperti Dhani yang lebih dulu singgah di hati Rachel.. mungkin cinta Rachel pada Rendy tidak bisa melebihi cintanya pada Dhani.
Dua insane yang tengah tertidur pulasnya dibawah pohon bagaikan sepasang kekasih yang sedang memadu kasih asmara… Rachel terbangun dari tidurnya dan melihat orang yang memangkunya bersandar dipohon merasa tidak tega, dia memandangi wajah Rendy dan memastikan apakah dia benar-benar sudah bisa menempatkan Rendy dihatinya, Rachel yakin akan hal itu. Dia  sadar jika dia seperti ini terus hanya akan membuatnya terus menerus dalam kesakitan dan hanya akan membuat Rendy terus-terusan sedih.
“Rend,Rendy… bangun…. Kita pulang aja yuk???” pinta Rachel membangunkan.
“iya… kamu sudah bangun? Sejak kapan?” Rendy membenahi rambut dan mengusap mukanya.
“sudah dari tadi, aku tidak tega membangunkanmu jadi aku menunggu hingga kamu benar-benar terlelap” Rachel mengambil tasnya dan beranjak dari tempatnya disusul dengan Rendy yang sudah siap untuk berjalan pulang,
“hel, makasih ea atas perhatianmu selama ini, tau nggak baru kali ini aku tidur dibawah pohon, siang bolong lagi, enak juga ea rasanya, bangunya langsung fresh//” Rendy melepas lelah.
“aku juga nie, segerrrr bnerrrrrrr bnerrrrrrr” meyakinkan.
Langkah mereka berdua diiringi dengan semilir angin siang itu,,, tiba-tiba saja Rendy gemes melihat tingkah Rachel yang berjalan sambil terkadang melompat seperti anak kecil… Rendy berlari menghampiri Rachel
“aww apasiiieeeh malu tau’ dah gede di gendong kan aku nggak pingsan”
“siapa juga yang pengen kamu pingsan, dah diem adja” terus menggendong Rachel, di sepanjang jalan Rachel terus memandangi wajah Rendy yang diperhatikanya penuh dengan cinta dimatanya, meskipun sesekali Rendy mengejeknya, Rachel tidak peduli dan terus memandanginya, tak terasa telah sampai didekat rumah Rachel, Rachel minta diturunkan disudut rumahnya itu.
Wajah Rachel terlihat ada binar-binar kebahagiaan yang mulai tampak, sikapnya pun sudah mulai menunjukan Rachel yang dulu sempat hilang, Rendy berpamitan pulang pada Rachel dan juga ayah dan kaka’nya…
“yah, sepertinya Rendy bisa menepati janjinya,membahagiakan Rachel.” Pendapat Anton tentang Rachel yang diutarakan kepada ayahnya.
“iya nak,, syukurlah kalau begitu, ayah bisa melihat senyuman Rachel yang dulu lagi yang sempat hilang ditelan waktu.”timpal ayah Rachel.
Mereka berdua memang orang pertama yang merindukan senyum dan keceriaan Rachel yang telah hilang. Kini mereka percaya Rendy mampu mengobati kerinduan Rachel pada Dhani, menjelaskan semua tentang Dhani, dan yang paling penting bisa membahagiakan Rachel untuk selamanya. 

setelah Rendy mngetahui benar isi hati Rachel padanya, dia bertekad untuk mengatakan yang sesungguhnya tentang apa yang telah dialami Dhani selama ini,, yang sudah sekian lama dipendamnya sedalam-dalamnya karna ketidak ingin tahuan Rachel akan hal itu.
Dihari yang cerah ditepi pantai, tepatnya dibawah pohon bakau yang rindang yang dengan semangat hidupnya menghiasi pemandangan pantai… Dikala itu, Rachel melihat seseorang yang melakukan kebiasaan seperti Dhani, mengejar layang-layang dengan sepeda buntut milik adiknya bersamanya, namun kali ini dia hanya bisa melihat, tidak merasakannya sendiri,
“sedang apa Dhan, kamu disana???” sepatah kata yang terucap tanpa sadar dari bibir tipis Rachel.
“apa????” dengan kepura-puraan tidak mendengarkan Rendy.
“eh enggak,, aku tidak bilang apa-apa,, tapi baiklah…. Aku teringat pada Dhani Rend’’’’’’’’….” Gumam Rachel.
“mungkin ini saatnya kamu tau yang sebenarnya,” ucap Rendy.
“maksud kamu?, tapi aku tidak bertanya padamu, aku tidak ingin mendengarnya dari mulut orang lain.” Rachel menghela.
“sudahlah Rachel, kamu sudah cukup lama tersiksa dengan semua ini, anggap kamu tidak bertanya tapi aku yang memberi-tahu mu.. sekarang kamu harus dengarkan aku, dengarkan apa sebenarnya yang menyebabkan Dhani tidak pernah memberi kabar padamu” Tegas Rendy.
“baiklah, mungkin ini saatnya aku mengingkari janjiku, sesungguhnya aku ingin tetap menjaga janji suciku untuknya, tapi aku juga hanya manusia biasa yang punya batas kemampuan memendam segalanya sendiri. Sekarang katakan yang kamu inginkan aku untuk mengetahuinya”. Tutur Rachel dengan nada yang masih berharap akan ada keadilan disini.
“siapkah engkau apapun yang akan aku ceritakan padamu??” Rendy memastikan ketegaran Rachel.
“aku siap mendengarkan apapun, jika nanti aku tak kuasa menahan air mata biarkan aku menangis dipangkuanmu, biarkan aku mengeluarkan semua penderitaanku selama ini, biarkan aku melepas semua kerinduanku padanya dengan tangisan, dan biarkan aku……………” ucapan Rachel yang terpotong oleh Rendy.
“sudah2,, apapun yang akan kau lakukan aku akan membiarkanmu… terserah apa yang akan kamu lakukan, semoga dengan itu kau akan bisa menerima apapun kenyataanya.” Tegas Rendy menenangkan.
“Mulailah,, sekarang aku janji akan selalu tegar menghadapinya,”  pinta Rachel mengingatkan.
“aku ingin bertanya padamu, apakah kau sanggup kehilangan dia untuk selamanya, sanggup melihat pesan2 terakhirnya, sanggup melihat rekaman terakhirnya untukmu, sanggup memenuhi permintaan terakhinya, sanggup mendengarkan apapun kata-katanya, sanggup menerima pemberian terakhirnya dan yang terakhir sanggup mengubur semua kenangan2 terindah dan memory2 cinta mu saat bersamanya  disamping makamnya???????????” jelas Rendy, mengucapkan pesan2 terakhir Dhani jika dia sudah berhasil membuat Rachel nyaman disisinya, tangan Rendy pun menarik bahu Rachel dan dipeluknya Rachel yang telah menangis terisak2,
Sampai2 dipelukpun Rachel tak kuasa dan dengan tidak berdayanya kepalanya menghampiri pangkuan Rendy. Air mata Rendy pun tak bisa tertahankan mengiringi perasaan ibanya melihat duka di mata gadis cantik itu yang tidak berkedip melihat langit mendung yang ikut merasakan kesedihan mendalamnya…
Rendy mengeluarkan sapu tangan, mengusapnya ke pipi Rachel yang telah rata dibasahi air matanya,..
Rachel masih menangis terisak hingga saking tak kuasa menerima kenyataan sesekali dia menjerit,
“Dhani!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! Kamu tega sama aku!!!,, apa yang kurang dari aku, sampai kamu tidak sempat mengucapkan pesan2 terakhirmu secara langsung sama aku…………” teriak Rachel.
Dengan ketidak tegaanya Rendy mencoba mengeluarkan Hp-nya Dari Tas hitamnya,,
Dia menyetel rekaman terakhir yang sempat dia ambiL sebelum kematian Dhani, atas permintaan Dhani sendiri, bahkan semua pesanya masih sempat di rekam dalam video berdurasi beberapa menit,,, tepatnya dijalan menuju rumah sakit terdekat dari TKP…
“mungkin ini kata-kata terakhir dariku sayang,Rachel marmut,, dengerin bona baik-baik, saat ini kamu pasti sudah tau apa yang sebenarnya terjadi, tapi tidak untuk saat itu, bona tidak tega jika kamu tau dari dulu, bona tidak ingin melihat kamu yang terakhir kalinya dengan meneteskan air mata untuk bona, bona udah tenang disurga sekarang, bona menantimu disana, tapi bona tidak mengharapkan rasa sepi n sendiri terus ada dalam kamus hidupmu sayang, bona ingin kamu merasakan cinta yang lain, bona tidak ingin penantian pada bona membuat marmot selalu sendiri didunia ini, percayalah kita kan bertemu disana, aku menantimu disana,kita akan bersama selamanya disana tidak akan ada pemisah antara kita,,, Rendy aku titip Rachel, jaga dia, lindungi dia, aku merelakanya untukmu karna aku percaya kamu orang pertama yang bisa kupercaya mendampingi hidupnya, percayalah persahabatan kita akan selalu abadi, aku tunggu kalian disurga. I love YOU……………….. bona, marmot jelek…….” Dengan nafas dan suara dipaksakan, mendekati akhir hayatnya kembali ke sang pencipta,,, pesan2 terakhir Dhani untuk Rachel dan Rendy.
Pikiran yang Pening dan dukanya membuat Rachel tak kuasa lagi mengatur organ2 tubuhnya hingga dia pingsan dipangkuan Rendy… Rendy yang dengan cemas tetap menjaga Rachel, mencoba menyadarkanya kembali,  hingga akhirnya Rachel sadarkan dirinya namun kali ini dia sudah ada di rumah sakit, sehari semalam dia pingsan, badanya panas, terlihat jelas kecemasan Rendy pada Rachel, gadis itu yang saat ini mulai dirasakan hadirnya dihati Rendy. Keadaan Rachel sudah membaik, Rendy yang tetap ada disampingnya merasakan ada yang mengusap kepalanya dengan tangan lembutnya, ternyata Rachel telah lama sadarkan diri dan melihat Rendy menjaga tidurnya,
“sudah lama kita disini?,” Tanya Rachel.
“baru sehari semalam kia disini, nggak tidur lagi hel, aku nyaman loo disini, aku juga tidur aja dari tadi siang nie, virus mu dah nyebar……” gumam Rendy dengan nada just kidd.
“enak aja, kamu tiddurnya pules, aku tidurnya sakit taux.. kita pulang ajja ea, aku dah nggak papa, kamu tau nggak? Dhani yang menjengukku dan mengatakan semua pesanya secara langsung sama aku,bagiku semua itu dah cukup, sekarang aku bisa relain dia agar dia tenang dialam sana.” Ucap Rachel lirih.
“syukurlah kalau kamu sudah bisa merelakanya, kita pulang sekarang tapi kamu makan dulu, dari tadi siang kamu belom makan.” Rendy merasa lega ternyata Dhani sudah menjelaskan sendiri, walaupun hany dalam mimpi, sekarang yang ia harapkan hanya keikhlasan Dhani merelakan Rachel bersamanya.
“baiklah aku mau makan tapi setelah itu anterin aku kedanau, aku ingin mengenang untuk yang terakhir kalinya sebelum aku mengubur semua kenangan itu disisi Dhani.” Pinta Rachel.
“ciap bozzzz”.
Permintaan Rachel telah dipenuhi oleh Rendy, didanau, tempat kenangan terindahnya bersama Dhani, ia mengutarakan keiinginanya untuk membuka lmbaran hidp baru bersama  sahabat kekasihnya itu,,
“Dhani, aku mencintaimu,selalu mencintaimu,tunggu aku disana, aku merelakanmu sekarang, pergilah dengan tenang,,, sekarang aku juga sudah mulai bisa membuka pintu hatiku untuk orang lain,yaitu sahabatmu, sesuai permintaanmu dan juga kata hatiku…aku sudah bisa mencintai dia, thanks marmot, relakan aku bersamanya,” permintaan terakhir Rachel untuk Dhani yang telah meninggalkanya.
Rachel berlari menuju Rendy yang ada di sudut penglihatanya.
“Rendy, thanks for you,,, sekarang aku bisa melepas kepergianya.” 
“terus sekarang???” ledek Rendy.
“apanya??” Rachel berpura2.
“kita………… aku ingin menjalin cinta denganmu,apa kamu mau, ini bukan hanya karna aku punya janji sama Dhani, tapi memang aku telah jatuh hati padamu,,,” rayu Rendy,
“benarkah????....... baiklah aku harap kamu bisa mencintai n menyayangi aku sepenuh hatimu…. Aku mengizinkan kamu masuk dalam kehidupanku yang baru…….”
“tentu sayaaaaaaaaang” jelas Rendy dengan nada manjanya.
“Dhani, kita akan selalu merindukanmu, aku akan menjaga n menyayangi rachel, apapun yang terjadi….” Rendy meneriakkan niatnya
“Iya sayang, we love you……..” Rachel memperjelasss. 
Sore harinya Mereka ber-2 mengunjungi makam Dhani yang lumayan jauh mengucap pesan terakhir untuk Dhani sebelum mereka menjalani jalinan cinta yang sesungguhnya mulai hari ini, esok dan sampai kapanpun,….
  

……………Selesai…………….